Indonesia merupakan negara yang sangat besar dengan banyak bahasa, budaya, suku dan agama yang tersebar mulai dari batas barat sampai ujung timur Indonesia. Semua warga yang Indonesia memiliki hak dalam bidang pendidikan tanpa harus membeda-bedakan termasuk seseorang yang memiliki kebutuhan khusus. Karena hak tersebut telah diatur oleh negara didalam Undang-undangnya. Seperti yang tertuang dalam UU SKN No.20 pasal 1 ayat 1 yang menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara dan juga dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yang berbunyi tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran. Jadi pada dasarnya semua anak tanpa kecuali bahkan yang memiliki kebutuhan khusus memperoleh layanan pendidikan yang bermutu. Dalam UU Nomor 8 Tahun 2016 pasal 10, menjelaskan bahwa penyandang disabilitas memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu pada satuan pendidikan di sebua jenis, jalur dan jenjang pendidikan secara inklusif dan khusus. Dengan tidak terbatasnya pendidikan bagi penyandang disabilitas maka tidak terbatas pula setiap penyandang disabilitas dalam mengembangkan potensi yang dimiliki agar lebih baik dan optimal. Selain itu juga ditingkat pendidikan tinggi ditegaskan dalam Permenristek Dikti Nomor 46 Tahun 2017 mengenai pendidikan khusus dan layanan khusus di Perguruan Tinggi, yang bertujuan untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan bagi mahasiswa berkebutuhan khusus. Artinya orang berkebutuhan khusus pun memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan orang normal lainnya dalam mendapatkan pelayanan akademik, administrasi dan juga kemahasiswaan. Meskipun dari Universitas Nusantara PGRI Kediri khususnya di program studi pendidikan jasmani belum memiliki mahasiswa berkebutuhan khusus, tetapi setiap pembelajaran mata kuliah pendidikan adaptif selalu berkolaborasi dengan mendatangi sekolah luar biasa yang ada dikota Kediri dengan berbagai jenjang dan juga kelas. Kegiatan yang dilakukan yaitu berkolaborasi mengenai penerapan pembelajaran adaptif khususnya mata pelajaran pendidikan jasmani, mahasiswa mempraktekkan pengalaman belajar yang didapatkan kemudian melaksanakan pembelajaran dengan inisiatif mahasiswa memodifikasi pembelajaran agar dapat mudah di lakukan oleh peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus. Dengan pengajaran dan juga adanya modifikasi alat pembelajaran, sejauh ini dapat dijalankan dengan senang hati oleh peserta didik karena sejatinya yang mereka butuhkan adalah sesuatu hal yang dapat menghibur dan menyenangkan dalam pembelajaran.
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Didunia ini tidak ada yang sempurna, seperti anak yang lahir kedunia pasti memiliki keistimewaan masing-masing, ada yang dilahirkan dalam keadaan yang memiliki kelainan sehingga tumbuh kembangnya pun akan memiliki banyak hambatan. Maka dapat dikatakan bahwa anak yang memiliki kebutuhan khusus disebut dengan anak luar biasa. Ada beberapa jenis anak berkebutuhan khusus, seperti tunagrahita, tunanetra, tunarungu, tunalaras dan tunadaksa. Berkebutuhan khusus tunagrahita merupakan seseorang yang mengalami permasalahan dengan perkembangan mentalnya. Dalam hal ini seseorang yang berkebutuhan khusus ini mengalami masalah dalam berbagai bidang, misalnya kesulitan untuk berkomunikasi, sulit utnuk sosialisasi dan juga sulit dalam memahami sebuah masalah. Tunanetra merupakan seseorang berkebutuhan khusus yang mengalami masalah pada gangguan penglihatan. Tunanetra dibagi menjadi 2 tipe, yaitu berupa gangguan penglihatan sebagian dan juga gangguan penglihatan total. Jika anak yang mengalami masalah seperti ini sejak dini, maka perlu adanya penanganan khusus sejak dini. Tunarungu merupakan permasalahan yang dihadapi seseorang dengan gangguan fungsi pendengaran. Sama seperti tunnetra, tunarungu juga dibagi menjadi 2 tipe, yaitu gangguan pendengaran sebagian dan juga gangguan pendengaran keseluruhan. Biasanya seseorang dengan jenis ini akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan bersosialisasi dengan orang lain disekitarnya. Tunalaras, merupakan gangguan seseorang yang sulit untuk melakukan adaptasi dengan baik terhadap lingkungan dan juga orang sekitarnya. Pada umumnya anak tunalaras ini memiliki emosi yang tidak stabil dan juga susah berkomunikasi, sehingga kerap tidak bisa bersosialisasi. Tunadaksa, merupakan seseorang dengan kebutuhan khusus dengan masalah kelainan pada alat gerak pada tubuhnya. Seperti cacat permanen dari sejak lahit, maka anak tunaaksa ini dibutuhkan orang dapat mendampingi dalam kesehariannya.
TEKNOLOGI RING FUN
Teknologi Asistif yang dikembangkan diberi nama Alat Bantu Pembelajaran Ring Bola Basket Dengan Menggunakan Sensor Infrared (RingFun). Penamaan tersebut berasal dari observasi pada saat tim dan mahasiswa pada saat pembelajaran mata kuliah pendidikan adaptis melakukan observasi di SLB ketika siswa melakukan pembelajaran ujian sekolah pada materi bola basket. Maka atas dasar tersebut terciptanya alat modifikasi dengan mempertimbangan efisiensi alat dan teknologi. Kemudian dilakukan pemberian nama Alat Bantu Pembelajaran Ring Bola Basket Dengan Menggunakan Sensor Infrared (RingFun). Model inovasi alat bantu pembelajaran yang dimaksud adalah jenis model alat bantu yang modifikasi agar alat menjadi efektif dan efisien pada saat pembelajaran. Sehingga akan mempermudah siswa dan jug guru untuk menggunakan alat dan meminimalisir terjadinya kesalahan dalam penggunaan sarana pembelajaran terutama permainan bola basket. Dalam perkembangannya inovasi alat pembelajaran Ringfun bagi tun daksa memiliki beberapa karakteristik khusus, yaitu sebagai berikut :
- Merupakan inovasi teknologi alat pembelajaran bola basket yang dapat memperingan dan mempermudah siswa dan guru dalam proses pembelajaran bola basket.
- Memanfaatkan teknologi elektronik
- Memanfaatkan keunggulan semakin ringkasnya alat yang digunakan.
Spesifikasi inovasi alat bantu teknologi yang dikembangkan oleh pak Ardhi secara umum bertujuan untu mengakomodasi permainan bola basket bagi siswa berkebutuhan khusus lebih spesifik kepada siswa tuna daksa agar membantu siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dalam aktifitas peningkatan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik yang dipadukan dengan adanya teknologi pembantu penghitung angka dalam permainan bola basket. Secara khusus dapat dijelaskan bahwa dalam pembelajaran bola basket bagi siswa berkebutuhan khusus tuna daksa dapat meningkatkan kebugaran jasmani, meningkatkan percaya diri, budaya hidup sehat dan juga dapat menigkatkan kemampuan belajar.
Hasil Penerapan Inovasi Teknologi Bantu Ring Fun
No. | Pernyataan | Hasil | Persentase | |
Ya | Tidak | |||
1 | Saya senang menggunakan alat pembelajaran Ringfun yang inovatif untuk kebutuhan anak penyandang disabilitas tuna daksa. | 5 | 0 | 100% |
2 | Inovasi Alat Bantu Belajar Ringfun untuk Siswa Penyandang Disabilitas tuna daksa Memberikan kemudahan dalam bermain bola baket | 5 | 0 | 100% |
3 | Inovasi alat bantu pembelajaran Ringfun bagi siswa tuna daksa dapat digunakan kapan saja dan dapat dipindah kemana saja. | 4 | 1 | 100% |
4 | Inovasi alat bantu pembelajaran Ringfun memfasilitasi kebutuhan belajar yang saya butuhkan. | 5 | 0 | 100% |
5 | Inovasi alat bantu pembelajaran Ringfun bagi siswa tun daksa mudah digunakan. | 5 | 0 | 100% |
6 | Saya menggunakan Inovasi alat bantu pembelajaran Ringfun bagi tuna daksa karena menyenangkan. | 5 | 0 | 100% |
7 | Saya merasa terbantu dengan direalisasikan alat bantu pembelajaran Ringfun pada pembelajaran bola basket. | 4 | 1 | 100% |
8 | Saya merasa terbantu dengan adanya Inovasi alat bantu pembelajaran Ringfun yang dikembangkan oleh tim dosen bagi siswa tuna daksa. | 5 | 0 | 100% |
9 | Saya sangat terbantu dengan adanya Inovasi alat bantu pembelajaran Ringfun pada saat memberikan materi bola basket kepada siswa berkebutuhan khusus tuna daksa. | 5 | 0 | 100% |
(Ardhi Mardiyanto Indra P, M.Or, Mokhammad Firdaus M.Or, M.Anis Zawawi, M.Or, Dr Wasis Himawanto, M.Or, Dhedhy Yuliawan, M.Or,Irwam Setiawan, M.Pd, Moh Nur Kholis, M.Or, Septyaning Lusianti, M.Pd, Dr. Puspodari.)